Thursday, August 26, 2010

Kisah Perancis Memperjuangkan Paris Mean Time

Belakangan ini sedang marak pemberitaan mengenai pemerintah Arab Saudi yg ingin menjadikan Makkah Mean Time (MMT) sebagai ajuan waktu bagi dunia menggantikan Greenwich Mean Time (GMT). Walaupun dalam sebuah konvensi internasional yang diadakan di Amerika Serikat di tahun 1884, GMT akhirnya disepakati sebagai waktu acuan dunia.

Apabila dilihat latar belakang sejarah, banyak negara yang berusaha menjadikan ibukotanya sebagai waktu acuan bagi dunia, salah satunya yaitu kota Paris yang terdapat di Perancis dengan Paris Mean Time. Perancis kalah, namun garis waktu Paris Mean Time (PMT) tetap menjadi kenangan sampai saat ini.

Ketika bangsa-bangsa di Eropa bertanding dalam penjelajahan samudera, saat itulah mereka merasa perlu memiliki sebuah acuan waktu untuk dicantumkan dalam peta-peta penjelajahan lautan.

Raja Louis XIII pada 1634 sudah memerintahkan para ahli astronomi Prancis menyusun garis nol derajat untuk acuan waktu yang disebut Paris Meridian Time (PMT). Setelah hampir dua ratus tahun, PMT akhirnya mencapai bentuk paling presisi dari perhitungan yang dilakukan Francois Arago pada tahun 1880.


Pada dekade itu, sudah ada 10 garis waktu dari negara lain yaitu Greenwich, Berlin, Cadiz, Kopenhagen, Lisbon, Rio de Janeiro, Roma, Saint Petersburg, Stockholm, dan Tokyo. International Meridian Conference di Washington DC, pada 1884 lalu memutuskan Greenwich Mean Time (GMT) sebagai pemenangnya.

Lalu bagaimana sikap Perancis? Perancis memilih abstain dan ngotot memakai PMT. Barulah pada 1911, Peerancis manut memakai GMT. Namun, tidak lantas mereka melupakan PMT. Walaupun kalah, PMT tetap jadi kebanggaan Prancis.

PMT tetap dikenang oleh Perancis sebagai salah satu puncak kemajuan ilmu astronomi mereka. Garis waktu ini bahkan dianggap suci karena melewati istana Raja Louis yang kini menjadi museum Louvre, Gereja Saint Sulpice, dan Observatorium Paris. Ini adalah simbol penggabungan kekuatan raja, gereja, dan ilmuwan.

Sebagai penghormatan kepada Arago, Pemerintah Kota Paris pada 1994 menyebar 135 medali perunggu bertuliskan 'ARAGO' dalam satu garis yang membelah Paris dari Utara ke Selatan. Garis ini tepat di bawah PMT.

Medali ini masih bisa ditemui di Paris. Medali Arago antara lain ada di sekitar piramid kaca di Museum Louvre.


Medali ini pula yang mengilhami Dan Brown untuk membuat novel Da Vinci Code. Menurut Dan Brown, PMT adalah garis suci Paris Rose Line sebagai penanda lokasi makam Maria Magdalena yang misterius.


Sumber:
http://vibizdaily.com/detail/fyi/2010/08/13/kisah_prancis_memperjuangkan_paris_mean_time
Wikipedia

No comments:

Post a Comment