Saturday, August 28, 2010

Jam Terbesar di Dunia akan Mulai Berdetak di kota Makkah Ramadhan ini


Umat Muslim di seluruh dunia sebentar lagi akan bisa menyesuaikan jam mereka dengan jam baru segera setelah jam terbesar di dunia mulai berdetak di kota tersuci bagi umat Islam. Jam Makkah akan mulai berdetak pada awal Ramadhan ini untuk menandai permulaan bulan suci Ramadhan. Arab Saudi berharap jam itu akan menjadikan kota suci itu sebagai alternatif standar waktu Greenwich.




Kantor berita Arab Saudi mengatakan menara itu dirancang oleh insinyur Jerman dan Swiss, tingginya lebih dari 600 meter atau kira-kira enam kali melebihi tinggi dari Big Ben, jam yang sangat terkenal di London.

Keinginan Arab Saudi untuk menjadikan kota Makkah sebagai pusat waktu dunia bukan yang pertama. Sejak abad ke-19, sejumlah negara sudah saling berebut untuk menjadi meridian utama. Konvensi meridian internasional yang digelar di Washington DC, AS, pada tahun 1884, memutuskan Greenwich sebagai wilayah tunggal meridian utama.

Dalam konferensi yang dihadiri oleh 41 delegasi dari 25 negara tersebut, diputuskan tujuh poin tentang penentuan pusat waktu dunia. Seluruh negara patuh pada hasil konvensi, kecuali Perancis yang ngotot menggunakan Paris Meridian Time (PMT) sebagai acuan waktu. Baru pada tahun 1911, negeri mode tersebut ikut menggunakan GMT.




Kini, Arab Saudi kembali menantang GMT lewat sebuah menara jam yang diberi nama Abraj Al-Bait alias Makkah Royal Clock Hotel Tower di kota Makkah. Lewat proyek ambisius tersebut, Makkah berharap bisa menjadi pusat waktu dunia dan menggeser penanggalan hari di berbagai belahan bumi.

“Ini akan jadi masalah baru. Belum tentu seluruh negara di dunia mau menerima. Dulu saja perdebatannya panjang dan baru berakhir pada tahun 1884,” kata astronom ITB Moedji Raharto saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/8/2010).

Menurut Moedji, mungkin saja GMT bergeser ke Makkah karena alasan tertentu. Tapi, butuh usaha yang luar biasa dan tenaga yang tidak sedikit untuk meyakinkan dunia bahwa Makkah adalah meridian utama.

“Apalagi sekarang orang sudah memakai GMT semua. Semua kepentingan bisnis, penerbangan dan segala hal sudah mengacu ke sana. Harus jelas dulu Makkah konsepnya bagaimana,” tegasnya.

Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan proyek ambisius untuk menggeser Greenwich Mean Time (GMT) sebagai pusat waktu dunia. Sebuah menara jam raksasa yang lima kali lebih besar dari Big Ben di London sedang dibangun di kota Makkah.

Bagi Arab Saudi, Makkah dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Kota suci umat muslim tersebut diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik oleh peneliti Mesir seperti Abdel-Baset al-Sayyed.

“Itulah mengapa ketika seseorang berpergian ke Makkah atau tinggal di sana, mereka tinggal lebih lama dan lebih sehat karena hidupnya lebih sedikit dipengaruhi oleh gravitasi,” jelas al-Sayyed.

Subhanallah jam terbesar di dunia akhirnya pindah ke kota Makkah. Dipindah?? Bukan, tetapi jam terbesar di dunia ini sudah mengalahkan jam terbesar sebelumnya. Karena jam ini, Big Ben Inggris jadi terlihat kecil lho. WOW!!


Arab Saudi akan menguji jam terbesar di dunia di Kota Suci Makkah selama bulan Ramadhan. Menara jam dengan empat sisi ini akan dipasang di atas sebuah pencakar langit besar yang memiliki tinggi total sekitar 600 meter atau tertinggi kedua di dunia setelah Burj al Khalifa di Dubai.


Tujuh kompleks hotel senilai US $ 3 milyar ini akan memiliki 3.000 kamar dan suite, yang sebagian besar menghadap ke Masjidil Haram. Sebagai tambahan, Abraj Al-Bait akan memiliki shopping mall 4 lantai dan kawasan parkir yang dapat menampung ribuan mobil. Pembangunan ini bertujuan untuk memberi keleluasaan dan kemudahan bagi para jemaah Haji di Makkah.


Keunikan Abraj Bait Tower adalah setiap datang waktu salat maka 21.000 lampu hijau dan putihnya akan berpendar dan bisa dilihat dalam jarak 28,8 kilometer. Makkah Royal Clock Tower diharapkan dijadikan patokan waktu bagi 1,5 miliar umat Islam di dunia.

Jam raksasa buatan Jerman itu akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan lebar 45 meter dengan ketinggian di setiap keempat sisi menara 43 meter. Jam besar itu akan terlihat dari jarak 17 kilometer saat malam hari dan 11-12 kilometer di siang hari.

Diameter jam di Arab Saudi mencapai 40 meter atau lebih besar dari jam terbesar di dunia saat ini: jam Cevahir Mall di Istanbul, Turki, yang memiliki diameter 36 meter. Jam di Makkah tersebut akan ditempatkan di dekat Masjidil Haram yang menjadi pusat salat wajib bagi para warga yang ingin salat berjamaah. Pembangunan jam itu merupakan langkah pemerintah Arab Saudi untuk menyedot lebih banyak lagi jemaah setiap tahun.

Menurut kantor berita setempat, pengujian jam tersebut akan dimulai di pekan pertama Ramadhan. Warga Arab Saudi mulai berpuasa hari ini. Sejauh ini, baru satu dari empat sisi jam yang sudah selesai. Jam tersebut dilapisi 98 juta mosaik dari kaca. Tiap sisi akan bertuliskan 'Allahu Akbar' dalam bahasa Arab dan dipasang ribuan lampu warna-warni. Jam tersebut bisa terlihat lebih dari 25 kilometer.

Sebuah tempat untuk warga yang ingin memandangi wilayah sekitar akan dipasang di bawah jam tersebut. Sebuah bulan sabit berwarna emas dengan diameter 23 meter akan ditempatkan di atas menara jam setinggi 61 menara. Sebanyak 15 lampu sorot akan ditembakkan ke angkasa dari sekitar jam tersebut.

Seluruh jam dari bawah hingga ke bulan sabit memiliki tinggi 251 meter. Para teknisi Jerman dan Swiss merancang jam tersebut. Menurut Kementerian Agama dan Zakat Arab Saudi, proyek tersebut menelan dana US$ 800 juta (Rp 7,16 triliun). Jam tersebut akan berada di atas kompleks dengan tujuh menara yang dibangun Saudi Binladen Group. 


Proses pembangunannya:









No comments:

Post a Comment