Sunday, September 12, 2010

Obat-obatan yang biasa digunakan dalam teknik interogasi

"Narco-analysis" telah diterbitkan pada tahun 1943, yang ditulis oleh J. Steven Horsley. Tulisan itu memuat tentang teknik interogasi yang dibarengi dengan penyiksaan menggunakan obat-obatan. Selain menyerang fisik, penggunaan obat-obatan oleh interogator juga ditujukan untuk menyerang pikiran. Ingin tahu contohnya? Berikut adalah beberapa "penyiksaan yang paling bejat" yang dikenal manusia.

 

1. Sodium Amytal

Sodium Amytal mampu menurunkan hambatan, di mana orang yang disuntikkan zat ini dapat memberikan pikiran yang jelas dan mendorong untuk memberikan keterangan kepada interogator secara gamblang. Digunakan pertama kali pada Perang Dunia II, yaitu ketika interogator sudah kehabisan cara untuk membuat tawanan mau berbicara untuk menjelaskan tentang misinya.

Sodium Amytal adalah sebuah barbiturat, yang akan memaksa tawanan untuk menghidupkan kembali pengalaman masa perang mereka dan berbicara tentang mereka dengan interogator.


 

 

 2. Meskalin

Kaktus peyote dapat diolah menjadi meskalin, sebuah halusinogen dengan efek serupa dengan LSD. Tentara Nazi-lah yang pertama kali menggunakannya selama percobaan mereka atas kendali pikiran, dan kemudian Angkatan Laut AS menggunakannya sebagai semacam serum kejujuran (maksudnya orang yang disuntikkan zat ini akan mengatakan tidak lain dan tidak bukan hanyalah tentang hal-hal yang sebenar-benarnya). Namun, kedua percobaan tersebut gagal. Angkatan Laut AS menemukan fakta bahwa informasi yang diperoleh dari psikotik (bahkan ketika obat diberikan) ternyata tidak dapat diandalkan. Tentara Nazi menyatakan bahwa adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk mengendalikan pikiran, bahkan dengan bantuan meskalin.

 

3. Skopolamin

Skopolamin ini paling sering dikenal sebagai serum kebenaran, memiliki kemampuan yang luar biasa untuk membuat penjahat "menyanyi". Namun, tidak terlalu banyak orang yang tahu efek negatif dari skopolamin. Obat ini merupakan "obat zombie", mampu merampok pengguna dari semua kehendak bebasnya, mereka tidak berdaya untuk menolak apa pun keinginan dari interogator itu.

 

 

4. Lysergic Acid (LSD)

Penggunaan LSD dalam metode interogasi yang disertai penyiksaan pada tahun 1950 selama operasi yang dilakukan oleh CIA bernama "Operasi Artichoke" Bagaimana LSD digunakan oleh interogator adalah benar-benar berlawanan dengan apa yang Anda pikirkan. LSD diandalkan bukan sebagai obat untuk mendapatkan jawaban yang diinginkan interogator melainkan digunakan sebagai ancaman contohnya seperti, "buka rahasianya atau kami jejali mulut Anda penuh dengan zat ini."

 

5. Amfetamin

Amfetamin dan metamfetamin akan mengubah pengguna menjadi orang yang tidak hentinya mengoceh.When injected, victims experience an irresistible “push” to talk as their memories and emotions flood the brain. Ketika zat ini dimasukkan ke tubuh, korban mengalami dorongan menarik untuk berbicara sebagaimana otak mereka dibanjiri oleh kenangan dan emosi. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa amfetamin akan mendorong seseorang secara sempurna untuk mengetahui kebenaran dari seseorang yang pura-pura amnesia atau sengaja berbohong.

 


6. Pipradrol

Pipradrol bekerja seperti amfetamin tanpa efek samping buruk (yaitu kerusakan jantung). Dengan pipradrol, emosi seseorang akan dibanjiri keinginan besar untuk berbicara dan untuk bergerak.




7. Ritalin

Ritalin (atau phenidylate) dikenal untuk kemampuannya sebagai obat anti-depresi. Apa yang tidak diketahui secara luas adalah kemampuannya untuk menambah keinginan untuk berbicara yang merupakan kabar gembira bagi para interogator. Bersamaan, dengan itu pengguna juga mengalami perasaan yang menyenangkan.



 

8. TD – Strong Cannabis

TD atau Truth Drug, diekstrak dari tanaman ganja dan disuntikkan ke dalam makanan atau rokok. Seperti namanya, zat ini mengenyahkan rasa kehati-hatian sehingga pengguna berbicara tanpa hati-hati. Dan seperti ganja, seseorang akan tenggelam dalam keadaan kegembiraan dan kebahagiaan yang amat sangat sehingga mereka bersedia untuk berbicara pada topik apa saja.



 

9. Klorpromazin (thorazine)

Turunan dari fenotiazin (seperti chlorpromazine) bisa dikombinasikan dengan obat agitator atau pengintimidasi, seperti LSD. Ketika seseorang diberikan obat ini maka dalam berbicaranya, orang itu akan menemukan kedamaian karena saraf-saraf mereka dibanjiri dengan zat penenang.

 

 

 

 

 

10. Twilight Zone

Bayangkan bila Anda terjebak pada saat setengah-mimpi / setengah-terjaga yang Anda rasakan ketika Anda baru saja terbangun dan ketika Anda baru saja tertidur. Sekarang bayangkan seseorang seperti agen CIA yang dapat membuat Anda merasakan hal itu. This is known as “the twilight zone” technique, and interrogators pump one arm full of a barbiturate (such as thiopental) and the other full of a stimulant (such as amphetamine), locking one's psyche into a brain-breaking cycle of waking dreams. Hal ini dikenal sebagai teknik "the twilight zone", di mana interogator menyuntikkan satu dosis penuh barbiturat (seperti thiopental) dan satu dosis lainnya penuh dengan stimulan (seperti amfetamin).


 

11. Sodium pentothal

Sodium Pentothal adalah barbiturat yang jika tidak sedang digunakan sebagai obat penenang selama masa eksekusi penjara, dapat digunakan dalam dosis ringan sebagai serum kejujuran. Walau bagaimanapun, zat ini tidak membuat seseorang berkata jujur, hanya membuat pengguna lebih senang untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya.

   

 

 

 

12. Versed

Seseorang yang berada dalam pengaruh zat ini akan merasakan rasa sakit dan ketidaknyamanan sepenuhnya Tapi ketika efek obat ini habis, semua ingatan tentang rasa sakit dan penyiksaan itu sendiri hilang dari pikiran. Para setan jantung mungkin melihat potensi dalam menggunakan berpengalaman bersama dengan tanpa tanda penyiksaan teknik.


No comments:

Post a Comment